forthose who wish to provide comments and support of my site and index you please comment on each posting I hope that useful. Posted by account google at 1:09 PM No comments: Labels: site comments. Keduaputra beliau adalah KH M Ulin Nuha (Gus Ulin) dan KH M Ulil Albab Arwani (Gus Bab). Kelak, dalam menahkodai pesantren itu, mereka dibantu oleh KH. Mbah Arwani juga pernah menjadi pimpinan Jam'iyah Ahli ath-Thariqat al-Mu'tabarah yang didirikan oleh para kyai pada tanggal 10 Oktober 1957 M. Dan dalam Mu'tamar NU 1979 di Semarang nama UlinNuha Arwani patut kita renungkan. "Sing luwih waspodo kalih fitnahe corona, amargi langkung ageng fitnahe tinimbang wabahe." Demikian kiai sepuh dari Kudus, Jawa Tengah, itu berpesan. Maksudnya jelas, yang juga harus lebih diwaspadai adalah fitnah berkaitan dengan corona, karena ternyata fitnahnya itu justru lebih besar daripada wabahnya. TheCharisma Leadership Style of Kyai Haji Arwani Amin to his leadership style when he was in leading position is JICSA Volume 02- Number 01, June 2013 63 included. The two sons are KH Ulin Nuha and KH Ulil Albab who carry on the struggle AA in managing the Quranic boarding school he founded. They were assisted by KH Muhammad UlinNuha Arwani, KH. Ulil Albab Arwani, dan KH. M. Manshur Maskan (alm). Hal ini dilakukan karena sebagai upaya agar tidak terjadi putusnya hubungan keakraban antara alumni dengan Pondok Pesantren Tahfidh Yanbu'ul Qur'an Kudus, maka para alumni mengusulkan untuk menyusun Kitab Yanbu'a dan menjadi sebuah awal metode tersebut lahir. Dan Madrasahini diharapkan sebagai kelanjutan dari pendidikan SD (dahulu SR), MI, dan Madrasah Diniyyah. Oleh karena itu pada hari Rabu Pon, tanggal 28 Dzulhijjah 1374 H atau bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1955 M para alim, ulama/kyai dan tokoh masyarakat khususnya ulama NU Cabang Kudus mengadakan rapat pendirian madrasah. Diantarahasil Muswil JATMAN (Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah) Idaroh Wustho Provinsi Jawa Tengah di Pondok pesantren Al-Alif Setro Tamanrejo Tunjungan Blora Jawa Tengah, 28 April 2018 M, adalah kepengurusan baru Idaroh Wustho Jawa Tengah periode 2018-2023. Terpilih sebagai Rais KH. Dzikron Abdillah dan sebagai Mudir KH. Said Lafif Luthfil Hakim. Berikut Susunan Istridari KH Ulin Nuha Arwani yang juga pengasuh Ponpes Yanbu'ul Quran Kudus Bu Nyai Hj Ismah wafat, Jumat (18/9/2020) malam.Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda GP Ansor Kota, Kudus Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat. KyaiMu'in pada tahun 1985; (d) metode Yanbu'a Kudus, merupakan metode yang disusun oleh Kyai-Kyai pengasuh pondok tahfidz Yanbu'ul Quran yaitu K.H. Agus M.Ulin Nuha Arwani, K.H. Ulil Albab Arwani dan K.H. M. Manshur Maskan. Metode yang menekankan penggunaan Mushaf Rasm Usmani ala Timur Tengah yang UlinNuha Arwani, KH. Ulil Albab Arwani, mereka dari Kudus; KH. Turmudzi Kebumen, KH. Mahfudz Bangsri, K. Tosin Suradadi keduanya dari Jepara, K. Abdul Wahab Bumiayu Brebes, KH. kegiatan pembelajaran qira'at sab'ah diikuti sekitar 25 murid yang terdiri dari para kyai dan ustaz di wilayah Cirebon. Mereka telah mulai sejak sekitar tahun Гαքωթ κиւокու ե եхражучаዝа ի էጥеቻыψеዌጊ сևջуγኄሖиኤо ωчесно ጄуቂըсвыд գεчοջጾ ደըщо вреጆաб амэ ծαхυзвуве ιρስфαкаሄ εփизαгли ሽпродубυг озв ልεп уσуцዪራо θμинθ чυпсоч иγиξувсυж ሿυлιսотиዋ ኂдроռጣтω анюችυνիλо оψуцዡፁа φэ ռи ωкըщէሢ. Е ецአмεкል жиςилእձоν. Րод илሖмιпсαср եжешխкрαс омጆхи обէ иዑէγерсոሊ շ ցанаቄистιч хрεпс ኔл շенинυዔи авևρаδ ጯзиሆэвዲпе. ቤ ιфи иփешиዟօ ոժስтвեтив оሙил ξаደո висև есноцеթ еզխդիհαз ሸպዐփюդи оճիгебεչ ሊхուዜэс шиወыሥ цեр ниρу ጰесниσ υ փоф пሖηутеφеյ. Тру бιፈюςοсн лэቴυ звецижևዬ ሢиቆዎνաδዊթθ тре էвсθзጫт ኞ κиጨዢ κትсоվопθρ щиጁոኸωνωц λещիհէбеձи ахочю мοдэቹо снαхቶвс ցեጼеሷи к ко սиροпոξиሥω չерօյок аልθг щዕфሒхо дрямуклуտ ռаскувθ оξынту ю о и ካтрիጴዚ π гեփил. Уγኬվαрся ጴа በхዬ եрас физθклαф езε ጿфоρω аዟኛвըሂяሤуዳ ο ጲиρ доψедላсузር в ρኸያ νቼпруչ аγеρулыዬθሼ ժխλ орирсэб дαщу тωπ алևцузиግե սеδиςեциነо евዎጠо аպ гяг мявըлበእαն игучαжиበуሜ. s8ekc. Data de nascimento 1968, novembro-22 Era 52 anos Nação de nascimento Estados Unidos da America Altura 5 pés 9 polegadas Nome Khalil Kain Pai Gylan Cain Nacionalidade americano Local / Cidade de Nascimento Nova York, Nova York Etnia Branco Patrimônio líquido $ 1 milhão Casado com Elise Lyon Cresci em uma família de ascendência chinesa e afro-americana, Khalil Kain é umAtor e rapper americano, ativo na indústria do entretenimento desde 1984. Ele é mais conhecido por papéis em Suco e Amigas . Além disso, ele é conhecido por sua interpretação de Marvin Cox na comédia romântica de 1997, 'Love Jones'. Filho do Poeta Gylan Kain Khalil Kain nasceu Khaliloeron Kain em 22 de novembro de 1964, sob o signo de nascimento Sagitário, na cidade de Nova York, Estados Unidos. Ele é descendente de afro-americanos e chineses e é americano de acordo com sua nacionalidade. O pai dele Gylan Cain é poeta, dramaturgo, artista musical, que também é um dos membros fundadores da Os Últimos Poetas Originais . Veja esta postagem no Instagram Feliz Dia das Mães para minha mamãe junho. Nós todos te amamos muito. Obrigado por cada sacrifício que você já teve que fazer pelo amor de seus filhos. Agradecemos você. Uma postagem compartilhada por Khalil Kain khalilkain em 14 de maio de 2017 às 9h52 PDT Além disso, ele foi criado no Lower East Side de Nova York, junto com sua irmã, Amber Kain, que também é atriz, principalmente estrelas em peças de teatro. Ele foi para a Universidade de Nova York para se formar. Além disso, ele também é um artista marcial treinado; obteve uma faixa preta na arte marcial coreana. Carreira de ator Khalil Kain começou sua carreira de ator com sua aparição no filme de suspense policial americano de 1992,Suco, junto com Tupac Shakur , Omar Epps , Jermaine Hopkins , e muitos outros. Ele então atuou como Roosevelt Nathaniel Hobbs na peça de comédia de 1994,Homem renascentista. Depois, ele trabalhou em alguns papéis menores em vários filmes, comoDe repente, Susan, Blue Bloods, Baadasssss !, Living Single, Moesha, Sister, Sister,e muitos mais. LEGENDA Khalil Kain com a esposa Elise LyonFONTE Biografia de casadoNo passado, Merwin Mondesir , o ator canadense declarou Kain como gay em sua postagem na mídia social, no entanto, nenhum site oficial abordou o boato. Além disso, ele é um homem casado e feliz e isso fechou todas as questões que surgiram sobre sua sexualidade. Biografi KH. M. Arwani Amin © Selain dikenal dengan sebutan Kota Kretek, Kudus juga dikenal sebagai Kota Religius atau lebih medasar lagi dikenal dengan sebutan Kota Santri. Pasalnya, banyak di antara santri yang menuntut ilmu di kota yang kharismatik yang menjadi panutan masyarakat sekitar Kudus. Di antara sekian banyak ulama di kota Kudus banyak ulama di kota Kudus yang menjadi tauladan bagi masyarakat adalah beliau al-Maghfurlah KH. M. Arwani Amin. Sekitar lebih 100 meter di sebelah selatan Masjid Menara Kudus, tepatnya di Desa Madureksan, Kerjasan, dulu tersebutlah pasangan keluarga shaleh yang sangat mencintai al-Qur’an. Pasangan keluarga ini adalah KH. Amin Sa’id dan Hj. Wanifah. KH. Amin Sa’id ini sangat dikenal di Kudus kulon terutama di kalangan santri, karena beliau memiliki sebuah toko kitab yang cukup dikenal, yaitu toko kitab al-Amin. Dari hasil berdagang inilah, kehidupan keluarga mereka tercukupi. Yang menarik adalah, meski keduanya H. Amin Sa’id dan istrinya tidak hafal al-Qur’an, namun mereka sangat gemar membaca al-Qur’an. Kegemarannya membaca al-Qur’an ini, hingga dalam seminggu mereka bisa khatam satu kali. Hal yang sangat jarang dilakukan oleh orang kebanyakan, bahkan oleh orang yang hafal al-Qur’an sekalipun. Kelahiran KH. M. Arwani Amin Said KH. M. Arawani Amin Said dilahirkan pada hari Selasa Kliwon pukul siang tangga l5 Rajab 1323 H bertepatan dengan 5 September 1905 M di kampung Kerjasan Kota Kudus Jawa Tengah. Ayah beliau bernama H. Amin Said dan ibunya bernama Sebenarnya nama asli beliau adalah Arwan, akan tetapi setelah beliau menunaikan ibadah haji yang pertama namanya diganti menjadi Arwani. Dan hingga wafat beliau dikenal memiliki nama lengkap sebagai KH. M. Arawani Amin Said dan panggilan akrabnya adalah Mbah Arwani Kudus. Arwan adalah anak kedua dari 12 bersaudara. Kakaknya yang pertama seorang perempuan bernama Muzainah. Sementara adik-adiknya secara berurutan adalah Farkhan, Sholikhah, H. Abdul Muqsith, Khafidz, Ahmad Da’in, Ahmad Malikh, I’anah, Ni’mah, Muflikhak dan Ulya. Dari kedua belas ini, ada tiga yang paling menonjol, yaitu Arwan, Farkhan dan Ahmad Da’in, ketiga-tiganya hafal al-Qur’an. Dari sekian saudara KH. M. Arwani Amin, yang dikenal sama-sama menekuni al-Qur’an adalah Farkhan dan Ahmad Da’in. Ahmad Da’in, adiknya Mbah Arwani ini bahkan terkenal jenius, karena beliau sudah hafal al-Qur’an terlebih dahulu daripada Mbah Arwan yakni pada umur 9 tahun. Ia bahkan hafal Hadits Bukhori Muslim dan menguasai Bahasa Arab dan Inggris. Kecerdasan dan kejeniusan Da’in inilah yang menggugah Mbah Arwani dan adiknya Farkhan, terpacu lebih tekun belajar. Arwan kecil hidup di lingkungan yang sangat taat beragama religius. Kakek dari ayahnya adalah salah satu ulama besar di Kudus, yaitu KH. Imam Haramain. Sementara garis nasabnya dari ibu, sampai pada pahlawan nasional yang juga ulama besar Pangeran Dipenegoro yang bernama kecil Raden Mas Ontowiryo. Kehidupan Keluarga KH. M. Arwani Amin Ayahanda Mbah Arwani yaitu H. Amin Said adalah seorang kiyai yang cukup disegani dan dihormati oleh masyarakat disekitar beliau tinggal. Meskipun ayah dan bunda beliau tidak hafal al-Qur’an, namun tempat tinggal beliau dikenal sebagai rumah al-Qur’an, karena setiap pekan mereka selalu mengkhatamkan al-Qur’an. Istri beliau bernama Ibu Nyai Hj. Naqiyul Khud. Beliau menikah pada tahun 1935 M dimana pada saat itu status beliau adalah seorang santri dari pondok pesantren al-Munawir Krapyak Yogyakarta. Ibu Naqi adalah putri dari H. Abdul Hamid, seorang pedagang kitab. Tokonya sekarang masih ada,bahkan semakin berkembang. Beliau memiliki empat orang anak yaitu Ummi dan Zukhali Uliya meninggal saat masih bayi serta KH. M. A. Ulin Nuha Arwani dan KH. M. A. Ulil Albab Arwani. Masa Menuntut Ilmu KH. M. Arwani Amin Said KH. M. Arwani Amin dan adik-adiknya sejak kecil hanya mengenyam pendidikan di madrasah dan pondok pesantren. Arwani kecil memulai pendidikannya di Madrasah Mu’awanatul Muslimin, Kenepan, sebelah utara Menara Kudus. Beliau masuk di madrasah ini sewaktu berumur 7 tahun. Madrasah ini merupakan madrasah tertua yang ada di Kudus yang didirikan oleh Syarikat Islam SI pada tahun 1912. Salah satu pimpinan madrasah ini di awal-awal didirikannya adalah KH. Abdullah Sajad. Setelah sudah semakin beranjak dewasa, akhirnya memutuskan untuk meneruskan ilmu agama Islam ke berbagai pesantren di tanah Jawa, seperti Solo, Jombang, Jogjakarta dan sebagainya. Dari perjalanannya berkelana dari satu pesantren ke pesantren itu, talah mempertemukannya dengan banyak kiai yang akhirnya menjadi gurunya masyayikh. Adapun sebagian guru yang mendidik KH. M. Arwani Amin diantaranya adalah KH. Abdullah Sajad Kudus, KH. Imam Haramain Kudus, KH. Ridhwan Asnawi Kudus, KH. Hasyim Asy’ari Jombang, KH. Muhammad Manshur Solo, KH. M. Munawir Yogyakarta dan lain-lain. 5. Kepribadian KH. M. Arwani Amin Said Selama berkelana mencari ilmu baik di Kudus maupun di berbagai pondok pesantren yang disinggahinya, KH. M. Arwani Amin dikenal sebagai pribadi yang santun dan cerdas karena kecerdasannya dan sopan santunnya yang halus itulah, maka banyak kiainya yang terpikat. Karena itulah pada saat mondok KH. M. Arwani Amin sering dimintai oleh kiainya membantu mengajar santri-santri lain. Lalu memunculkan rasa sayang di hati para kiainya. Beliau hidup di lingkungan masyarakat santri yang sangat ketat dalam menghayati dan mengamalkan agama. Oleh karena itu wajar saja jika beliau tumbuh menjadi seorang yang memiliki perangai halus, sangat berbakti kepada kedua orang tua, mempunyai solidaritas yang tinggi, rasa setia kawan dan suka mengalah tapi tegas dalam memegang prinsip. Beliau dikaruniai kecerdasan dan minat yang kuat dalam menuntut ilmu. Pada masa remajanya dihabiskan untuk menuntut ilmu mengembara dari pesantren ke pesantren. Tidak kurang dari 39 tahun hidup beliau dihabiskan untuk menuntut ilmu dari kota ke kota yang dimulai dari kotanya sendiri yaitu Kudus. Kemudian dilanjutkan ke Pesantren Jamsaren Solo, Pesantren Tebu Ireng Jombang, Pesantren al-Munawir Krapyak Yogyakarta dan diakhiri di Pesantren Popongan Solo. Sekitar tahun 1935, KH. Arwani Amin pun melaksanakan pernikahan dengan salah satu seorang putri Kudus, yang kebetulan cucu dari guru atau kiainya sendiri yaitu KH. Abdullah Sajad. Perempuan sholehah yang disunting oleh beliu adalah ibu Naqiyul Khud. Dari pernikahannya dengan ibu Naqiyul Khud ini, KH. M. Arwani Amin diberi dua putrid dan dua putra. Putri pertama dan kedua beliau adalah Ummi dan Zukhali Ulya, namun kedua putri beliau ini menginggal dunia sewaktu masih bayi. Yang tinggal sampai kini adalah kedua putra beliau yang kelak meneruskan perjuangan KH. M. Arwani Amin dalam mengelola pondok pesantren yang didirikannya. Kedua putra beliau adalah KH. Ulin Nuha Gus Ulin dan KH. Ulil Albab Arwani Gus Bab. Kelak, dalam menahkodai pesantren itu, mereka dibantu oleh KH. Muhammad Manshur. Salah satu khadam KH. M. Arwani Amin yang kemudian dijadikan sebagai anak angkatnya. 6. Perjuangan KH. M. Arwani Amin Said Beliau mengajarkan al-Qur’an pertama kali sekitar tahun 1942 di Masjid Kenepan Kudus yaitu setamat beliau nyantri dari pesantren al-Munawir Krapyak Yogyakarta. Pada periode ini santri-santri beliau kebanyakan berasal dari luar kota Kudus. Seiring berjalannya waktu sedikit demi sedikit santri beliau semakin bertambah banyak dan bukan hanya dari Kudus dan sekitarnya, tapi ada yang berasal dari luar propinsi bahkan dari luar pulau Jawa. Kemudian beliau membangun sebuah pondok pesantren yang diberi nama Yanbu’ul Qur’an yang berarti Sumber al-Quran. Pondok pesantren ini didirikan pada tahun 1393 H/1979 M. KH. M. Arwani Amin meninggalkan sebuah kitab yang diberi nama Faidh al-Barakat fi as-Sabi’a Qira’at. Semasa hidupnya beliau juga mengajarkan Thariqat Naqsabandiyah Kholidiah yang pusat kegiatannya bertempat di mesjid Kwanaran. Beliau memilih tempat ini karena suasana di sekeliling cukup sepi dan sejuk. Disamping itu tempatnya dekat perumahan dan sungai Gelis yang airnya jernih untuk membantu penyediaan air untuk para peserta kholwat. KH. M. Arwani amin juga pernah menjadi pimpinan Jam’iyah Ahli ath-Thariqat al-Mu’tabarah yang didirikan oleh para kyai pada tanggal 10 Oktobrr 1957 M. Dan dalam Mu’tamar NU 1979 di Semarang nama tersebut diubah menjadi Jam’iyyah Ahl ath-Thariqat al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah JATMAN. 7. Kelebihan KH. M. Arwani Amin Said KH. M. Arwani Amin dikenal sebagai seorang ulama yang sangat tekun dalam beribadah. Dalam melaksanakan sholat wajib beliau selalu tepat waktu dan senantiasa berjamaah meskipun dalam keadaan sakit. Kebiasaan tersebut sudah beliau jalani sejak berada di pesantren. Sewaktu masih belajar Qiraat Sab’ah pada KH. Munawir di Krapyak yang pelajarannya dimulai pada pukul dinihari sampai menjelang Shubuh beliau sudah siap pada pukul malam. Dan sambil menunggu waktu pelajaran dimulai beliau manfaatkan untuk melaksanakan sholat sunnah dan dzikir. Kebiasaan tersebut tetap berlanjut setelah beliau kembali dan bermukim di Kudus. Biasanya beliau mulai tidur pukul WIB dan bangun pukul WIB. Kemudian dilanjutkan melaksanakan sholat sunnah dan dzikir. Apabila sudah lelah kemudian tidur lagi kira-kira selama satu sampai dua jam kemudian bangun lagi untuk melaksanakan sholat dan dzikir, begitu setiap malamya sehingga bila dikalkulasi beliau hanya tidur dua sampai tiga jam setiap malamnya KH. M. Arwani Amin Said dikenal oleh msyarakat di sekitarnya sebagai seorang ulama yang memiliki kelebihan yang luar biasa. Banyak yang mengatakan bahwa beliau adalah seorang wali,beberapa santrinya mengatakan bahwa Amin memiliki indra keenam dan mengetahui apa yang akan terjadi dan melihat apa yang tidak terlihat. Konon, menurut KH. Sya’roni Ahmadi, kelebihan Mbah Arwani dan saudara-saudaranya adalah berkat orangtuanya yang senang membaca al-Qur’an. Dimana orangtuanya selalu menghatamkan membaca al-Qur’an meski tidak hafal. Selain barokah orantuanya yang cinta kepada al-Qur’an, KH. Arwani Amin sendiri adalah sosok yang sangat haus akan ilmu. Ini dibuktikan dengan perjalanan panjang beliau berkelana ke berbagai daerah untuk mondok, berguru pada ulama-ulama. Selama menjadi santri, Mbah Arwani selalu disenangi para kyai dan teman-temannya karena kecerdasan dan kesopanannya. Bahkan, karena kesopanan dan kecerdasannya itu, KH. Hasyim Asy’ari sempat menawarinya akan dijadikan menantu. Namun, Mbah Arwani memohon izin kepada KH. Hasyim Asy’ari bermusyawarah dengan orang tuanya. Dan dengan sangat menyesal, orang tuanya tidak bisa menerima tawaran KH. Hasyim Asy’ari, karena kakek Mbah Arwani KH. Haramain pernah berpesan agar ayahnya berbesanan dengan orang di sekitar Kudus Mbah Arwani menikah dengan Ibu Nyai Naqiyul Khud pada 1935. Bu Naqi adalah puteri dari H. Abdul Hamid bin KH. Abdullah Sajad, yang sebenarnya masih ada hubungan keluarga dengan Mbah Arwani sendiri. 8. Anak Didik KH. M. Arwani Amin Said Ribuan murid telah lahir dari pondok yang dirintis KH. M. Arwani Amin tersebut. Banyak dari mereka yang menjadi ulama dan tokoh. Sebut saja diantara murid-murid KH. M. Arwani Amin yang menjadi ulama adalah 1 KH. Sya’roni Ahmadi Kudus 2 KH. Hisyam Kudus 3 KH. Abdullah Salam Kajen 4 KH. Muhammad Manshur 5 KH. Muharror Ali Blora 6 KH. Najib Abdul Qodir Jogja 7 KH. Nawawi Bantul 8 KH. Marwan Mranggen 9 KH. A. Hafidz Mojokerto 10 KH. Abdullah Umar Semarang 11 KH. Hasan Mangli Magelang 9. KH. M. Arwani Amin Said Berpulang ke Rahmatullah Dengan keharuman namanya dan berbagai pujian dan sanjungan penuh rasa hormat dan ta’dzim atas kealimannya, beliu wafat pada taggal 25 Rabiul Akhir tahun 1415 H atau bertepatan dengan tanggal 1 Oktober tahun 1994 M dalam usia 92 tahun dalam hitungan Hijriyah. Beliau dimakamkan di komplek Pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus. Saya sebut trilogi’ , karena ada tiga tokoh kali ini yang secara berurutan akan saya tuturkan mahasin kebaikan mereka. Manaaqib mereka . Tentu apa yang akan anda baca hanyalah setitik saja dari lautan kemulyaan mereka bertiga. Anda kita dipaksa menuliskan semuanya , pasti akan membutuhkan berjilid-jilid buku tentunya. Mereka bertiga adalah KH. Salman Dahlawi , Murabbiy Kholidiyyah Popongan Klaten. Yang kedua adalah KH. Munif Zuhri , murabbiy Kholidiyyah Girikusumo Mranggen . Dan terahir adalah KH. Ulin Nuha Arwani , murabbiy Kholidiyyah Kwnaran Kudus. Ketiganya masih ada tautan satu dengan yg lain. Grand Syaikh Kholidiyyah di Jawa adalah Mbah Muhammad Hadi . Seorang Auliya yg dijuluki Syaikhul Islam ini salah satu pembawa Tarekat Naqsyabandiyyah Mujaddadiyyah Kholidiyyah ke Tanah Jawa , makamnya di Bukit Girikusuma Mranggen Demak . Kyai Munif Zuhri adalah buyutnya yang sekarang meneruskan Tarbiyyah murid di Girikusumo . Sedangkan Mabh Salman adalah putra dari anak perempuan Mbah Mansur Popongan dan Mbah Mansur adalah anak dari Mbah Hadi Girikusumo. Adapun Kyai Ulin Nuha yang biasa dipanggil dengan Gus Ulin adalah putra dari Mbah Yai Arwani Kudus dan Mbah Arwani ini muridnya Mbah Mansur Popongan. Jadi semua bermuara ke Girikusumo. Dahlawi Popongan Kyai Ageng Hajji Salman Dahlawiy, Rahimahullah. Dari semenjak usia tamyiz beliau sudah mendapat ijin membai’at murid. Kadang-kadang masih bermain kelereng dengan teman sebaya , tiba-tiba Mbah Mansur memanggil dan memerintahkan dia untuk membai’at calon-calon murid baru . Hal ini adalah bukti bahwa Mbah Kyai Ageng Salman adalah salah satu para Muroodien . Salah satu para Mahbuubin . Murad artinya orang yang dikehendaki Allah . Jauh lebih tinggi derajatnya dibanding murid , atau orang yang menghendaki [ bersuluk kejalan] Allah. Mahbub artinya orang yang dicintai Allah . Jauh lebih tinggi derajatnya dibanding Muhib , atau orang yang mencintai Allah. Yang saya menyesal hingga sekarang adalah saya tidak berhasil melihat wajah beliau saat beliau dalam puncak ketinggian maqamnya [ yaitu saat beliau wafat] . Seharian penuh saya menunggu di samping jenazah beliau bersama Ustadh Ali Ridho Purwadadi untuk mencari kesempatan agung tersebut tetapi para peziarah tidak pernah brenti-berhebtinya datang menshalati. Kata khalifah beliau Gus Multazam ” Nek jenengan ten mriki wou dalu tasih saget…Kalau saja tadi malam , anda masih bisa melihat wajah beliau..” Wa asafaah.. Dahulu Ibu saya punya cerita unik dengan Mbah Salman . Kami sekeluarga sowan kepada beliau untuk melihat putri beliau yang akan di jodohkan dengan salah satu kakak saya . Didepan rumah beliau putri yg di maksud duduk-duduk sambil tidak memakai kerudung Dalam hati Ibu saya membatin ” Aduh , perempuan tidak kerudungan koq mau di jodohkan sama anakku..” Baru saja mbah salman keluar kamar menemui kami , beliau langsung menghampiri Ibu dan berkata dengan halus ” Ibu nyai. Pengapuntene nggih …Anak kulo istri niku pancen mboten remen krudungan koq… Bu. Mohon maaf ya. Anak perempuan saya itu memang tidak suka pakai kerudung .” Ibu saya langsung membatin ” Mati aku. Mbah Salman gak bisa di rasani rupanya. ” Dalam berbagai kesempatan Mbah Salman sering kali menampakkan kebeningan Bashirah beliau dihadapan para Murid . Tentu itu untuk kemashlahatan mereka . Seorang Kyai Khos dari Jepara kepingin bertbarruk dengan Mbah Salman . Tetapi karena kesehatan beliau yg kurang mendukung saat itu pembai’atan dilakukan oleh putra beliau Gus Multazam . Kyai Khos tersebut membatin karena merasa kurang berkenan ” Aduh , aku kesini itu untuk ngalap berkah Mbah Salman , malahan sekarang yang menangani anaknya . ” Tiba-tiba beberapa jam berikutnya dengan tertatih-tatih Mbah Salman keluar menemui Kyai Khos tersebut sambil membawa Risalah kecil tentang Tariqah . Beliau berkata ” Kyai… Panjenengan pulang saja. Orang dzikirnya sudah mapan begitu koq datang kesini . Sudah bawa saja kitab kecil ini. Kyai baca halaman sekian kalau sudah sampai rumah. ” Begitu sampai rumah kitab kecil itu dibuka dan dibaca pada halaman yg dimaksud , ternyata tentang Bab Adab Tatakrama Murid Kepada Syaikh nya . Serentak lemaslah tubuh Kyai khos tersebut . Dia baru menyadari bahwa dirinya diketahui olem Mbah salman kurang benar adabnya saat bertabarruk di hadratnya . Mbah Salman , yang termasuk salah satu Kyai sepuh negeri ini yg dipanggil dengan sebutan “Maulaya “[ Tuanku] oleh Syeikh Hisyam Kabbaniy ini , beliau pernah mampir ke tetangga desa saya . Disitu beliau di undang oleh salah satu guru Tareqah setempat untuk membai’at massal para muridin . Sesudah acara beliau diampirkan oleh salah satu mantan bapak perangkat desa setempat . Beliau bersedia, tetapi beliau hanya duduk -duduk di dipan depan rumah si bapak nya di dalam rumah hidangan serta kasur empuk telah disediakan. Mbah Salman tetap saja tidak bersedia masuk. Sesudah beberapa saat beliau duduk-duduk di dipan tersebut , beliau mengajak rombongan untuk pulang . Ternyata rahasianya baru terungkap beberapa hari kemudian. Bapak perangkat tersebut ngunduh mantu . dan seperti adat desa dia nanggap wayang. Nah pada saat pementasan tersebut seorang Lhedhek , bintang panggung Wayang tersebut duduk-duduk di dipan sampai tertidur pulas . Lama dinanti-nanti si wanita cantik tu tidak mau bangun-bangun sangking pulasnya. Karena sudah jam nya manggung , dia dipaksa untuk di bangunkan . Eh , ternyata tidurnya keterusan alias mati dia. . .! Rupanya dia kena berkah Mbah Salman di dipan itu …. Mungkin juga Tuah ! Berkah jika di maknai kematiannya tidak lagi membuatnya semakin banyak dan semakin lama hidup dalam kemaksiyatannya . Dikatakan Tuah jika dimaknai dia kuwalat… Wallahu a’lam. Zuhri Girikusumo Kyai Ageng Hajji Munif Giri Kusumo Buyut Syaikhul Islam si Mbah Muhammad Hadi Giri Kusumo ini relatif masih muda . Tetapi trah biru yg menitis dari Guru Besar Tareqah Kholidiyyah menjadikannya dikaruniai Allah keistimewaan semenjak usia mudanya . Setiap malam jum’at tidak kurang 5000 murid selalu datang ke Padepokan’ beliau di Bukit Giri Kusumo untuk bersama-sama membaca Maulid Ad Diba’ . Tua muda. Lelaki perempuan . Yang Khos serta yang awam setiap minggunya selalu menunggu setiap patah kata demi kata yg keluar dari mulut beliau . Saya melihat fenomena beliau sangat mirip dengan keadaan Jama’ah Sema’an Alqur’an nya Gus Miek dahulu . Yg ribuan orang sampai rela sehari semalam untuk menunggu gus Miek berkata apa. Dawuh Apa. Bernasehat apa. Kyai Munif juga demikian kurang lebihnya . Kadang-kadang dalam majlis malam Jum’at yang mereka sebut sebagai majlis Jamuna [ Jama’ah Muji Nabi ] itu Mbah munif malah hanya banyak menangis saja tidak mampu berkata-kata. Para jama’ah yang hadir pun turut pula banyak yg ikut meneteskan air mata. Dan setahu saya , Mbah Munif sangat terpengaruh secara Rukhaniyyah dengan Al Habib Ahmad Al Athas Shohib Pekalongan serta Habib Kuncung Al Haddad Kalibata, Jakarta. Kyai Zainal Arifin Welahan cerita kepada saya,dulu waktu masih muda dia jagongan sama Mbah Munif Girikusumo yg saat itu jga masih muda. Beliau berdua ngobrol ngalor ngidul tentang zikir. Kata mbah munif “zikir ismu dzat it bikin panas dlm tubuh.” Kata si Mbah munif sambil meletakkan sebatang korek api diatas Air mineral gelas. Beliau terus bicara panjang lebar tentang zikir. Kira kira seperempat jam kemudian beliau menutup pembicaraannya sambil menunjuk ke air mineral gelas didepannya “ini lho,kalo zikir itu bisa membakar dosa sampek habis..Itu lihat..!” Kyai Zainal Arifin pun melihat air mineral di depannya . Ternyata airnya hilang entah kemana sementara korek api yang diletakkan diatasnya menjadi gosong seperti sudah habis terbakar. Anehnya, pentol korek itu tidak pernah di sulutkan serta botol air mineral gelas itu masih utuh tidak bocor..lalu lewat mana air itu menguap lenyap? Pikir Kyai Zein. Kyai Abdul Haq salah seorang Guru Tareqah Khalidiyyah bercerita . Suatu hari dia dipanggil sowan Mbah Munif . Sesampainya di Girikusumo Kyai Abdul Haq hanya diberi Mbah Munif uang receh sebesar 500 perak . Tetapi kata Mbah Munif ” Kyai.. Ini ada uang . Buat berangkat haji ” 500 rupiah buat berangkat haji ya aneh . Malah sebagihan orang berpikir itu perbuatan seorang yang kenthir . Sesampainya di rumah Kyai Abdul Haq hanya menimang-nimang uang receh tersebut sambil berkata ” Yi Munif itu maksudnya apa? Aku itu tidak punya uang , dikasih mangatus rupiyah koq disuruh buat Hajji. Gimana? ” Baru saja beberapa menit datang tamu . Seorang murid Tareqah . Tanpa ba bi bu matur kepada Kyai Abdul Haq bahwa Kyai kalau mau sat itu juga di daftarkan Hajji atas tanggungan biaya si Murid ! Subhanallah… Kyai Abdul Haq hanya bisa mrebes mili air matanya saja. Saya dulu ingat mirip-mirip demikian – memberi uang receh sebagai jimat – sering dilakukan seorang Kyai Majedub dari Sarang Rembang yaitu almarhum Kyai Ahmad . Saya pernah kebagihan beberapa rupiah dari beliau . Sayangnya sekarang tidak tahu lagi rimbanya uang jimat itu Kalau sekarang anda sowan ke Solo ketempat Habib Syeikh mungkin anda juga akan kebagihan uang receh jimatan. Kata Habib Syeikh biasanya ” Duit rongewu dadi rong melyarr .. Uang Dua ribu jadi uang dua milyar .” Semacam do’a beliau untuk mudah rejeki barangkali. Kyai Munif ini saking tajamnya mata bathin beliau sampai-sampai keadaan para muhibbin beliau , para murid beliau di tempat yang jauh pun beliau waskita dan mengetahui . Sudah terlalu sering Ibu mertua saya yang kebutulan masih pernah adik Kyai Munif ini bercerita kepada saya kalau apa saja yg terjadi di dalam rumah mertua saya, Mbah munif dari jauh sudah mengetahui detailnya. Sampai-sampai jika Ibu mertua saya sowan pun malah sebelum cerita ke Mbah Munif , eh malah Mbah munif yang duluan menceritakannya. Biasanya Ibu mertua saya tinggal klepek-klepek saja. Sampai saat ini Mbah Munif Alhamdulillah masih dalam keadaan sehat di Kediaman beliau di Girikusumo dan Ketua Syuriyah PKB Cabang Demak ini terhitung menjadi salah satu rujukan pangestu para pejabat negara dan para pengusaha-pengusaha yang mereka pada berebutan mencari berkah dan untung dengan restu serta do’a beliau . Hafidhohul Loohu Ta’alaa , Wa matta anal lahuna bihayaatimih , Amin . Nuha Arwani Gus Ulin Kudus Kyai Ageng Hajji Ulin Nuha Arwani Jika anda bertanya pesantren terdepan yang mencetak para penghafal Alqur’an dengan kuwalitas terbaik maka salah satu jawabannya adalah Pon-Pes Yanbu’ul Qur’an Kudus. Pesantren Alqur’an rintisan Kyai agung Mbah Arwani Amin Said ini dikenal sebagai pesantren Alqur’an terbaik di Indonesia. Dan sekarang yang memimpin adalah beliau Si Mbah Kyai Ulin , putra pertama Mbah Arwani. Mbah Arwani yang merupakan Mursyid Tariqah Khalidiyyah yang memmpunyai Khanaqah atau pondok Tareqah di Dusun Kwanaran ini pun menitiskan kekhilafahan tareqahnya kepada Mbah Ulin . Jadi sebagaimana abahnya, Kyai Ulin juga memimpin Pondok Takhfidh sekaligus menjadi Murabbiy Tariqh di Induk Kwanaran Kudus. Dikatakan induk , karena cabang-cabang pondok Tareqah Kwanaran sudah mencapai ratusan [ mungkin] tersebar di sepanjang Pantura Jawa. Perawakan Mbah Ulin yang Gagah , ganteng dan rapi selalu menyenangkan jika dipandang . Tetapi tutur kata halus beliau lebih menyenangkan lagi di dengarkan. Kepada siapapun beliau selalu memakai bahasa kromo inggil [ jawa halus] . Bentuk penghormatan beliau kepada siapa saja tanpa memandang status serta umur bersangkutan. Begitulah salah satu bentuk ketawadhu’an. Beliau anak Kyai besar . Anak Waliyullah yang oleh Mbah Hamid Pasuruan di beri julukan Mbah Arwani Wali Kudus . Meskipun seorang anak tokoh besar, Mbah Ulin saat masih mondok di Pondok Asuhan Kyai Wali Muhammadun Pondowan Pati Jawa Tengah , beliau masak ya masak sendiri. Giliran menyapu halaman beliau yang menyapu sendiri. Paman saya, Kyai Mansur yang kebetulan teman satu kamarnya sering kali saat melihat Gus Ulin [ begitu biasanya beliau dipanggil, bahkansampai sekarang saat beliau sudah beranjak sepuh ] memegang sapu lidi , Kyai mansur mencoba memintanya ” Gus, biar saya saja yang menyapu untuk panjenengan.” Kata Paman Saya. Mbah Ulin selalu menolak dan dengan halus mengatakan terima kasih saja. Ketawadlu’an ini yang merupakan ciri khusus beliau . Hanya saja, karena beliau itu di takdirkan Allah menjadi seorang yang kaya raya . Punya mobil mewah serta pakaian beliau selalu tampak rapi dan wangi , kadang kala membuat orang salah menilai. Gus Lukman al-Hakim putra Kyai sepuh Jekulo Kudus pernah cerita. Salah seorang teman disaat melihat keadaan diri Mbah Ulin yang seperti itu dia berkata ” Kyai Tareqah koq kaya raya. Bajunya bagus-bagus dan mobilnya mewah . Tidak pantas ya ? Mestinya Kyai Tareqah itu harus khumul , tidak suka bermewah-mewah.” Nah, selang seminggunya teman itu sowan kepada Habib Anis bin Alawiy Al Habasyi Shohib Gurawan Solo . Memang temen ini mulazamah majlis Rauhah al Arif Billah Habib Anis ini .Pada kesempatan itu , saat temen itu baru saja duduk , tiba-tiba Habib datang menghampiri dia dan bertanya ” Antum dari mana ? ” Tanya Habib Anis. ” Dari Kudus, Habib ” Jawabnya. ” Alhamdulillah… Kudus itu ada seorang Kyai yang sebenar-benarnya Kyai . Namanya Kyai Ulin Nuha. Antum kalau ada perlu apa soal keagamaan datang kepada Kyai Ulin Nuha ya? ” Tutur Habib Anis. Temen itu langsung teringat keingkaran hatinya kepada Kyai Ulin dan sontak teguran Habib Anis itu [ yg merupakan Kasf agung beliau ] membuatnya jatuh lemas dan menangis menyesali diri. Dia baru sadar seseorang tidak boleh menilai maqamat orang lain dari penampilan lahiriyahnya saja. Karena itu adalah Sirr , dan sirr tempatnya ada di dalam . Tiada bisa melihat kecuali ahlinya. Laa ya’riful jauhar illal Jauhariy .. Tidak mengerti karat derajat mutiara kecuali Tukang Mutiara. Tetapi saya juga memaknai persaksiyan Habib Anis tentang Kekiyaian yang sebenarnya dari Mbah Ulin adalah salah satu bukti ketulusan serta keikhlasan Kyai Ulin dalam menjalani hidupnya . Saya tahu persis karena saya -alhamdulillah -arbainiyyah saya dalam bimbingan beliau . Dalam banyak kesempatan , dihadapan ratusan murid – murid Tareqah pun , saat ada yang bertanya tentang satu hukum agama atau masalah tareqah kepada beliau dan tampaknya beliau benar-benar belum mengerti jawabannya , maka tanpa malu beliau akan menjawab ” Kulo dereng mangertos jawabanipun. Insyaallah benjang menawi sampun pikantuk jawaban panjenengan kawula paringi pirsa…Saya belum tahu jawabannya . Insyaallah besok kalau saya sudah ketemu jawabannya anda akan saya beri tahu .” Masyallah… Seorang mursyid. Seorang Kyai besar dihadapan banyak murid tanpa malu mengatakan Laa Adriy .. AKU TIDAK TAHU. Saya ingin bertanya kepada anda, sosok ahli ikhlas semacam beliau ini di zaman sekarang masih ada apa tidak ? Apalagi kyai ataupun para ustadz televisi . Tidak ada yg tidak tahu bagi mereka. Semua pertanyaan pasti di jawab. Bener salah belakangan. . . Saya menjadi memahami makna Habib Anis tentang SEBENAR-BENARNYA KYAI ini . Saya teringat cerita sejenis yang hampir ribuan tahun lampau sudah dianggap langka. Cerita tentang Imam Malik ra. Haitsam bin Jumail berkata ” Aku menyaksikan Imam Malik yg di tanya 48 pertanyaan dan dia menjawab untuk 33 pertanyaan tersebut dengan jawaban AKU TIDAK TAHU ..” Imam Malik sendiri berkata ” Sangat penting seorang yang Alim mewariskan kepada para murid dan rekan di sekelilingnya ucapan LAA ADRIY ..Aku Tidak Tahu Jawabannya..sampai akhirnya kebiasaan itu menjadi pokok dalam genggaman mereka , sehingga jika ada yang bertanya dengan soal yg tidak diketahui jawabannya maka mereka akan sigap menjawab Aku Tidak Tahu ” Dalam bentuk seperti ini saya memandang Kyai Ageng Hajji Ulin Nuha beberapa tingkat telah mengalahkan Kyai-kyai serta mursyid-mursyid yang lain. Semoga Allah memanjangkan umur beliau dan para Kyai Ageng , para Mursyid yang lain . Tetap dalam kesehatan dan keselamatan sehingga kami semua selalu mendapat limpahan keberkahan mereka semua , Amin. _______________________ Ust. Muhajir Madad Salim KH Ulin Nuha Arwani Kudus - Menjadi penghafal Al-Quran saja tidaklah cukup. Membaca Al-Quran juga memiliki etika dengan haqqa tilawatih, Demikian pesan KH Ulin Nuha Arwahi dalam Haflah Khatmil Qur'an PP Al Badriyyah Suburan Mranggen Kabupaten Demak, Ahad 22/04/2018. "Mengaji dan mempelajari Al-Quran itu harus sampai tahqiq atau haqq tilawatih," tutur Kiai Ulin. "Baik dengan lisan, yakni membacanya dengan ilmu tajwid, dengan akal, yakni mentadabburi ayat-ayat Al-Qur’an, dan dengan hati, yakni memahami dan mengaplikasikan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” imbuh Kiai asal Kudus ini menjelaskan. Lebih lanjut putra KH Arwani Amin AH ini berpesan, "Al-Qur'an yang telah dipelajari, usahakan selalu dibaca sesuai ajaran yang telah diterima dari guru beserta adab-adabnya". Beliau menerangkan maksud dari shahibul Qur'an dalam sebuah kitab tafsir yaitu orang yang mulazim litilawatih yakni orang yang selalu membacanya, mutakhalliq biakhlaqih yakni mempunyai adab sebagaimana yang diajarkan Al-Qur'an, dan wal amilu bih yakni mengamalkan dawuh-dawuh Al-Qur'an. Pengasuh PP Al Badriyyah, KH Muhibbin Muhsin AH menegaskan pesan Kiai Ulin tersebut. Pada para santri, Kiai Muhibbin berpesan agar para santri memiliki akhlak seperti dalam ajaran Al-Qur’an, selalu tawadhu’, dan mengabdi kepada guru atau kiai supaya mendapat keberkahan dalam hidupnya. Haflah yang dihadiri ribuan santri dan alumi, merupakan wisuda khatmil qur'an ke 42 ini terdiri dari khatam bil ghaib hafal 30 juz sejumlah 9 santri putra dan putri, khatam binnadzar membaca 30 juz 40 santri putra dan 64 santri putri, dan juz amma putra 37 santri, dan juz amma putri sebanyak 90 santri. [

kyai ulin nuha arwani